Just try to do the best

Cari Blog Ini

Jumat, 22 Mei 2009

Apakah itu cinta...???


APAKAH ITU CINTA?

Bila telapak tanganmu berkeringat,
Hatimu dag dig dug,
Suaramu bagai tersangkut di tenggorokan,
Itu bukan cinta, tetapi SUKA.

Bila tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya,
Itu bukan cinta tetapi BERAHI.

Bila kamu menginginkannya karena tahu
Ia akan selalu berada di sampingmu,
Itu bukan cinta tetapi KESEPIAN.

Bila kamu menerima pernyataan cintanya
Karena kamu tak mau menyakiti hatinya,
Itu bukan cinta tetapi KASIHAN.

Bila kamu bersedia memberikan semua
Yang kamu sukai demi dia,
Itu bukan cinta tetapi KEMURAHAN HATI.

Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya
Kepada semua orang,
Itu bukan cinta tetapi KEMUJURAN.

Bila kamu mengatakan padanya bahwa ia adalah
Satu-satunya hal yang kamu pikirkan,
Itu bukan cinta tetapi GOMBAL.

Kamu MENCINTAINYA,
Ketika kamu MENERIMA KESALAHAN DIA,
Karena itu adalah bagian dari kepribadiannya.

Ketika kamu RELA MEMBERIKAN HATIMU, KEHIDUPANMU, BAHKAN
KEMATIANMU;

Ketika HATIMU TERCABIK BILA IA SEDIH,
dan BERBUNGA BILA IA BAHAGIA;

Ketika kamu MENANGIS UNTUK KEPEDIHANNYA
Biarpun ia cukup tegar menghadapinya;

Ketika kamu tertarik kepada orang lain
Tetapi kamu masih SETIA bersamanya.

CINTA adalah PENGORBANAN;

MENCINTAI berarti MEMBERI DIRI.

CINTA adalah KEMATIAN ATAS EGOISME dan EGOSENTRISME.

Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus
dibayar...
Untuk sebuah CINTA...

Semua diatas adalah kata perumpamaan, tapi

Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai
menjadi
dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang
kita inginkan.
Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang
kita temukan di dalam dirinya.
Share:

Senin, 18 Mei 2009

CURIGA MEMBAWA CINTA .



Cemburu itu bumbunya cinta. Nggak afdol jika lagi pacaran tapi nggak ada rasa
cemburu sama sekali .
Aslinya, cemburu itu indah jika dinikmati . Paling nggak, hari-hari kita berwarna
warni dan nggak monoton. Kalau pacaran lurus-lurus saja dan nggak ada pahitnya sakit
hati, duh......basi banget! 
Biasanya, mereka yg lg pacaran bakal ngerasain bosan .
Nggak ada ribut-ribut kecil dan nggak ada bete karena cemburu .Cemburu itu sah-sah
saja asal jangan kelewatan .
 
Sekedar masukan nih ,  cemburu  itu perlu lho..... bukan lagi soal basi atau
nggaknya suasana hati .   Berikut ini point-point asyiknya cemburu yg wajib kita
tahu ....
 
* Jika kita merasa cemburu , berarti kita masih punya hati .
Artinya kita masih punya perasaan . Orang yg nggak punya perasaan , jangankan
cemburu , mencintai saja dia nggak bisa .
 
* Dengan cemburu , berarti kita menyayangi orang yg kita cintai.
Jika seseorang mencemburui kekasihnya, pasti dia takut kehilangan kekasihnya itu .
 
* Cemburu itu menghargai doi .Artinya kita harus memperhatikan apa yg di lakukannya.
Jika keluar dari kebiasaannya , pasti timbul rasa curiga, kan?  
Jika tidak, dan kita cuex az , itu namanya nggak menghargai pasangan kita sendiri .
 
* Ngaku deh, dalam buku harianmu berapa kali kamu merasa cemburu dengannya ?
Pasti di saat itu, buku harianmu penuh dengan kata-kata ajaib atau gambar-gambar
serem kayak tengkorak dan sebagainya .
Itulah mengapa cemburu penting  dalam pacaran, bisa bikin hidup lebih hidup, kan ?
 
Eits!!  hati-hati dengan perasaan cemburu itu sendiri . Wlo pun perasaan ini penting
di miliki , jangan sampai kebablasan, dong.....
Mentang-mentang boleh, bukan berarti jadi cemburu buta . 
Ini nih , ruginya jika cemburu berlebihan.........
 
* Hatimu bakal panas terus karena terbakar api cemburu .
Bisa-bisa kamu nggak memikirkan hal lain kecuali perasaanmu sendiri .
 
* Doimu bisa stress karena dicemburui terus .
Dia juga butuh waktu sendiri dengan teman-temannya, keluarganya atau kegiatan
lainnya , kan ?
 
* Doi bisa bete karena sulit sekali meredam rasa cemburumu itu.
Sst......kalau tiba-tiba dia dapat gebetan baru , repot lho!
 
* Teman-temanmu juga bisa bete dengan sifat cemburumu yg berat itu .
Jangan-jangan, teman-teman doimu juga bete kebetulan kalian saling kenal .
 
* Pasti ada sekelebatan komentar teman begini ; memang nggak ada kegiatan lain selain
cemburu  ?
 
Sebenarnya, apa sih ....yg bikin rasa cemburu muncul  ?
Padahal, sebelumnya mereka udah jadian dengan berbagai proses rumit .
Harus pedekate dulu, harus ngajak kencan, kemudian harus melewati sulitnya
menyatakan cinta , dan sebagainya  .
 
Berikut ini kemungkinan seseorang bisa terbakar cemburu ;
* Doski punya kecenderungan sifat posesif . Hii.....semua orang ternyata mempunyai
bibit sperti ini , lho....
hanya saja berbeda kadarnya .
 
* Ada orang ketiga di antara hubungan pacaran itu . Nah, lho.....
yang begini nih yg bikin repot,  soalnya biar ngelaba itu asyik , tapi kalau bikin
sakit hati pasangan , bagaimana  ya.....
 
* Doi lebih mementingkan teman -teman atau hobinya dibanding kita. Sebel, kan!
 
* Doi disukai banyak orang karena punya pesona alias daya pikat yang besar .
 
* Nggak ada alasan ,
Waduh, yang ini hanya terjadi pada mereka yang selalu curiga dengan pasangannya .
Pengennya cemburu dan marah pada doi . 
Jangan begitu , dong....heheheeee........
 
Baiknya klo saling mencintai harus juga saling mengingatkan tapi tanpa harus menekan
lho, biar hubungan itu awet  ^_^ .

Share:

Jika Aku Jatuh Cinta


Rabbi...................................
Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh hati
Jangan biarkan cintaku pada-Mu berkurang
Hingga membuatku lalai akan adanya Engkau
Rabbi...................................
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh hati
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Rabbi...................................
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh hati
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
Rabbi...................................
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Rabbi...................................
Pintaku terakhir adalah seandainya aku jatuh hati
Jangan pernah kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkan aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Izinkan aku untuk menemui kerinduanku
Rabbi...................................
Ketika ingin kubuka hati untuk cinta hamba-Mu
Ternyata cinta itu ingin dinomorsatukan
Meski logika diajak bicara
Ternyata hati minta dipenuhi
Rabbi...................................
Ketika ingin kubuka hati untuk cinta hamba-Mu
Engkau bagai terlupakan
Yang ada hanya angan-angan semakin melayang
Hingga aku takut, aku semakin jauh dari penghambaanku
Rabbi...................................
Jika cinta ini menyakitkan
Biarkan ia menguap bersama kesedihanku
Biar kumerasakan nikmatnya bercinta dengan-Mu
Biar kugenggam ridho-Mu
Kuyakin bisa meraih kebahagiaanku
Dunia boleh meninggalkan aku
Namun jangan pernah Kau tinggalkan aku
Aku hanya punya diri-Mu
Dan aku yakin Engkau tidak akan pernah pergi dariku
Share:

Pacaran

Apakah Anda Pacaran...???



Istilah pacaran itu sebenarnya bukan bahasa hukum, karena pengertian dan
batasannya tidak sama buat setiap orang. Dan sangat mungkin berbeda dalam
setiap budaya. Karena itu kami tidak akan menggunakan istilah `pacaran`
dalam masalah ini, agar tidak salah konotasi.

I. Tujuan Pacaran
Ada beragam tujuan orang berpacaran. Ada yang sekedar iseng, atau mencari
teman bicara, atau lebih jauh untuk tempat mencurahkan isi hati. Dan
bahkan ada juga yang memang menjadikan masa pacaran sebagai masa
perkenalan dan penjajakan dalam menempuh jenjang pernikahan.
Namun tidak semua bentuk pacaran itu bertujuan kepada jenjang pernikahan.
Banyak diantara pemuda dan pemudi yang lebih terdorong oleh rasa
ketertarikan semata, sebab dari sisi kedewasaan, usia, kemampuan finansial
dan persiapan lainnya dalam membentuk rumah tangga, mereka sangat belum
siap.
Secara lebih khusus, ada yang menganggap bahwa masa pacaran itu sebagai
masa penjajakan, media perkenalan sisi yang lebih dalam serta mencari
kecocokan antar keduanya. Semua itu dilakukan karena nantinya mereka akan
membentuk rumah tangga. Dengan tujuan itu, sebagian norma di tengah
masyarakat membolehkan pacaran. Paling tidak dengan cara membiarkan
pasangan yang sedang pacaran itu melakukan aktifitasnya. Maka istilah apel
malam minggu menjadi fenomena yang wajar dan dianggap sebagai bagian dari
aktifitas yang normal.
II. Apa Yang Dilakukan Saat Pacaran ?
Lepas dari tujuan, secara umum pada saat berpacaran banyak terjadi hal-hal
yang diluar dugaan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa aktifitas
pacaran pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung sampai kepada level
yang sangat jauh. Bukan sekedar kencan, jalan-jalan dan berduaan, tetapi
data menunjukkan bahwa ciuman, rabaan anggota tubuh dan bersetubuh secara
langsung sudah merupakan hal yang biasa terjadi.
Sehingga kita juga sering mendengar istilah Chek-In, yang awalnya adalah
istilah dalam dunia perhotelan buat mereka yang menginap. Namun hotel pada
hari ini juga berfungsi sebagai tempat untuk berzina pasangan pelajar dan
mahasiswa, selain pasangan tidak syah lainnya. Bahkan hal ini sudah
menjadi bagian dari lahan pemasukan hotel sendiri dengan memberi
kesempatan untuk short time, yaitu kamar yang disewakan secara jam-jaman
untuk pasangan di luar nikah.
Pihak pengelola hotel sama sekali tidak mempedulikan apakah pasangan yang
melakukan chek-in itu suami istri atau bulan, sebab hal itu dianggap
sebagai hak asasi setiap orang.
Selain di hotel, aktifitas percumbuan dan hubungan seksual di luar nikah
juga sering dilakukan di dalam rumah sendiri, yaitu memanfaatkan kesibukan
kedua orang tua. Maka para pelajar dan mahasiswa bisa lebih bebas
melakukan hubungan seksual di luar nikah di dalam rumah mereka sendiri
tanpa kecurigaan, pengawasan dan perhatian dari anggota keluarga lainnya.
Data menunjukkan bahwa seks di luar nikah itu sudah dilakukan bukan hanya
oleh pasangan mahasiswa dan orang dewasa, namun anak-anak pelajar menengah
atas (SLTA) dan menengah pertama (SLTP) juga terbiasa melakukannya. Pola
budaya yang permisif (serba boleh) telah menjadikan hubungan pacaran
sebagai legalisasi kesempatan berzina. Dan terbukti dengan maraknya kasus
`hamil duluan` dan aborsi ilegal.
Fakta dan data lebih jujur berbicara kepada kita ketimbang apologi. Maka
jelaslah bahwa praktek pacaran pelajar dan mahasiswa sangat rentan dengan
perilaku zina yang oleh SISTEM HUKUM DI NEGERI INI SAMA SEKALI TIDAK
DILARANG. Sebab buat sistem hukum sekuluer warisan penjajah, zina adalah
hak asasi yang harus dilindungi. Sepasang pelajar atau mahasiswa yang
berzina, tidak akan bisa dituntut secara hukum. Bahkan bila seks bebas itu
menghasilkan hukuman dari Allah berupa AIDS, para pelakunya justru akan
diberi simpati.
III. Pacaran Dalam Pandangan Islam
a. Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika
seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa.
Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
`Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .`(QS. Ali
Imran :14).
Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta
itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling
penting dari semua itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila
seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk
memperlakukannya dengan cara yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda,`Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang
yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang
yang paling baik terhadap istriku`.

b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan
manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan
itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan
ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak
mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta
belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi
cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang
disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih `keren`nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada
pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki
yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan
wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi
seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan `pengayomnya`.
Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas
bahunya.

Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`.
Karena dia telah menjadi suami dari seorang wanita. Dan hanya ikatan
inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang
gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya
menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.

Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan
terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan,
pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah
membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman
untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam
saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama
Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi
penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak
pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang
menyerampet kesana.
Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan
praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya
manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan
hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental
dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah
dilanda degradasi agama.
Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan
permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada
sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut
pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada
agama lain, bahkan justru lebih parah.
c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran,
sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media
untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak
berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu
kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting
dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang
terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan
formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara
mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga
kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat,
sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling
melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua
calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu
tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang
diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang
jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda
Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,`Wanita itu dinikahi
karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4]
agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari
Kitabun Nikah Bab Al-Akfa` fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha` Bab
Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih
pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak
mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah
ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta`aruf. Jauh lebih
bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan
pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja.
Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up,
berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal
nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana
terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa
parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah
mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani
hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah
penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun
segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal
mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan
hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.


Share:

Translate This Website